Blindate

Sinar matahari tmpak begitu cerah pagi hari. Kicauan burung-burung yang bersenandung kian menambahkan kesan kenyamanan. Disebuah kamar bercorak purple, terlihat seorang gadis cantik masih larut dalam tidurnya. Dengan rambut panjang sebahu dan bentuk wajah yang imut nan manis, begitulah sosok itu mampu digammbarkan.

        Terlihat mata itu mulai mengerjap saat sebuah dering handphone yang familiar ditelinganya. Dengan kesadaran yang masih belum begitu terkumpul, dia menjulurkan tangannya tuk meraihnya. Meskipun mata masih terpejam setengah sadar bibir mengikuti alunan nada dering.

         Dengan cepat dia menekan salah satu tombol yang ada disana. dan setelah itu mendekatkan ke telinganya.

          "Halo?" Ucapanya masih dengan nada penuh kantuk.

          " Rona! Sayang, ini mama. Bagaimana keadaanmu? Kamu masih tidur ya?"

           Rona menutup mulutnya yang tengah menguap. Sepertinya rasa kantuk itu begitu menyiksa.

"Iya... ini juga Rona kebangun gara-gara telepon mama. Kenapa sih, ma?"

            "Astaga, Rona! Kamu udah baca pesan singkat yang mama kirimkan semalam ke Handphone kamu? Pasti kamu enggak baca kan? Hari ini, mama mau kamu bertemu dengan anak laki-laki dari teman mama."

             Rona berdecak sebal mendengarnya. Sepertinya dirinya sudah mulai tahu akan ke mana arah pembicaraan mereka ini.

             "Mama apaan sih? Kencan buta lagi? Mama kok tega banget. Ini hari ulang tahun Rona. Masa dikasih Beginian?"

              Gadis itu bangkit dari posisi tidurnya dan duduk dengan benar diatas ranjang tidurnya.

               "Duh kamu ini, pokoknya mama suka banget sama yang ini. Namanya Suk hoon. Mama tahu dia lebih muda 2 tahun dari kamu. Dia salah satu Guru terbaik. Dia tipe yang sopan dan bekerja keras. Coba untuk ketemu dan lihat langsung. Dia cakep banget Rona! Duhh mau mama punya menantu macam dia!"

              "Mama...." Rona kembali merengek. 

               "Oh ayolah, sudah berapa kali dia disuruh terlibat dalam kencan buta seperti ini?

              "Mama mohon ya sayang? Kali ini saja."

"Ini hari ulang tahun Rona, kenapa malah mama yang mohon?"

              "Sayang, sekali ini saja. Ya?"

              Rona hanya bisa menghela nafas pasrah. Ini hari ulang tahunnya. Masa iya harus dihabiskan dengan kegiatan konyol semacam kencan buta seperti itu?

              "Iya iya, tapi... mama harus janji, kalau setelah ini mama enggak akan maksa Rona lagi, oke?"

              "Iya mama janji. Cepat siap-siap, dia udah nunggu kamu di restoran, kamu baca pesan yang mama kirimkan semalam ya? Disana ada alamat restoran sudah lengkap. Terus ada lah info dikit-dikit tentang si pangeran ganteng suk Hoon. Selamat berkencan my princes."

           Rona melemparkan ponselnya ke kasur dan merebahkan badannya. Dalam diam Rona berfikir bagaimana bisa dihari bahagianya kenapa harus ada kencan buta sih mama. Guru terbaik? Sopan? Pekerja keras? kenapa malah kedengaran orangnya formal, kaku dan pasti bosenin ya?

                                                             ***

           Di sebuah restaurant mewah seorang pangeran tampan tengah duduk menunggu kehadiran seseorang. Dengan balutan setelan kemeja putih, celana hitam dan sepatu hitam mengkilap. 

          Suk hoon tampak gelisah dikursinya, sesekali menarik dan menghela nafas gugup. Ini pertama kalinya dia mengikuti kencan buta atas permintaan dari ibunya. Sesekali Suk hoon memainkan tangannya di meja sepertinya tak bisa dikendalikan rasa gugupnya. Sembari menunggu pasanganya Suk hoon membuka ponselnya gelisah. Ini pengalaman pertama Suk hoon selama hidupnya, biasanya hidup sendiri bebas tampa batas dan tak pernah merasakan gugup seperti hari ini.

         Suk hoon kembali teringat dengan ucapan-ucapan yang dilontarkan sang ibu padanya. Wanita yang akan datang ini adalah seorang wanita muda cantik jelita bernama Bae Rona, berusia 27 tahun, dia bekerja sebagai guru kimia. Dia cantik, imut dan menjunjung tinggi adat dan kesopanan. Tapi...Ibunya pernah mengatakan kalau sosok itu gila kerja, Rona nyaris tak pernah memikirkan untuk menjalin hubungan dengan seorang pria. Dan pembawaan wanita itu juga kurang bersahabat, atau nama lainya cuek dan dingin.

         Suk hoon menghela nafas beratnya saat rerentetan penjelasan akan sosok Bae Rona itu kembali melintas di pikirannya. Oh ayolah, dia ini tipe pria yang gugup-an. Dan wanita itu tipe yang acuh dan dingin. Apa yang akan mereka obrolkan jika bertemu? Suk hoon mendongak dan mulai menatap sekeliling, kemana wanita itu? Apa dia tidak akan datang?

         "Selamat datang"

         Sebuah suara pelayan yang terdengar sebagai penyambutan tamu membuat Suk hoon menoleh ke arah pintu utama restoran. Suk hoon tertegun saat melihat seorang wanita cantik ada disana. Dan kini tengah berjalan anggun menghampirinya. Apa itu Bae Rona?